Rabu, 23 September 2015

el Hana Learning Kit and Busy Bag


Elhana Learning Kit didedikasikan untuk mengembangkan orisinalitas kegiatan belajar yang ramah bagi anak serta mengeksplorasi sambil membangun keterampilan penting yang diperlukan untuk keberhasilan sekolah.

little muslim busy bag

Little Muslim Busy Bag
Satu set alat pengenalan nilai-nilai dasar Agama Islam untuk buah hati sejak dini. Alat belajar ini diharapkan memudahkan orang tua dalam pengajaran materi keislaman kepada anak-anak, khususnya balita. Berikut deskripsi singkatnya:

Hijaiyyah – ELHANA
Permainan mengenal huruf dasar hijaiyyah sebelum dan sesudah diberi harakat.

Spesifikasi :
Alas belajar hijaiyyah 
28 kepingan huruf hijaiyyah
Box amplop untuk meletakkan kepingan huruf

Puzzle Rukun Islam – ELHANA
Permainan memasangkan kepingan gambar simbol rukun islam dari rukun pertama sampai ke lima menjadi gambar-gambar utuh.

Spesifikasi :
Alas puzzle berupa bagan rukun Islam
Kepingan gambar puzzle

Display Cerita Siroh – ELHANA
Peraga untuk orang tua dalam menceritakan sirah/kisah para nabi, sahabat dan orang salih terdahulu.

Spesifikasi :
Papan background gurun pasir yang bisa didirikan
Kepingan kaki untuk papan background
Wayang peraga bergambar ka’bah, rumah dan tenda ala gurun pasir, sumur, siluet unta dan siluet gajah.

Amplop Akhlak – ELHANA
Permainan mengklasifikasi kartu bergambar yang termasuk perbuatan baik dan perbuatan buruk serta menceritakan alasan dari perbuatan baik/buruk tersebut.

Spesifikasi :
10 kartu bergambar
2 amplop bertulisan akhlak terpuji dan akhlak tercela

Belajar Aqidah – ELHANA
Alat peraga bagi orang tua mengenalkan siapa tuhan kita, siapa nabi kita dan apa agama kita, berikut permainan klasifikasi antara makhluk/benda ciptaan Allah dan barang buatan manusia.

Spesifikasi :
Alat belajar aqidah, berupa bagan tiga landasan utama, bagaimana mengenal Allah dan penjelasan tentang Allah Maha Pencipta.
Kepingan-kepingan bergambar untuk di letakkan sesuai tempatnya.

Poster Ramadhan Kit – ELHANA
Peraga untuk si kecil menghitung hari dalam bulan Ramadhan, menempel stiker setelah melewati hari/belajar puasa pada hari tersebut, serta mengenal berbagai amalan wajib dan sunnah di bulan ramadhan. Poster juga bisa digunakan sebagai play map saat bulan ramadhan telah usai. Disertai bonus stiker alat transportasi darat, laut dan udara. 

Spesifikasi :
Poster berukuran A3+ bahan Art paper stiker bintang 30pcs, stiker piala 1pcs, stiker alat transportasi sebagai bonus.

Keterangan : poster Ramadhan Kit akan diganti dengan poster lain pada paket Little Muslim Busy Bag jika Ramadhan telah usai.

Instruksi Bermain
Instruksi cara menggunakan seluruh permainan dalam Little Muslim Busy Bag


Catatan Untuk Orang Tua
Info/artikel mengenai materi keislaman yang terkandung dalam permainan-permainan di Little Muslim Busy Bag sebagai wawasan bagi orang tua.

Alas permainan, kepingan huruf/gambar, background gurun pasir dan wayang terbuat dari bahan Art Carton 400gram. Sedangkan box amplop terbuat dari bahan karton duplex sehingga membuat permainan Little Muslim Busy Bag menjadi sangat eksklusif.


first busy bag
 All in One Busy Bag

First Busy Bag

First busy bag el hana terdiri dari 6 permainan seru utk anak usia 2-6 tahun.

1. sorting ABC : mencocokkan huruf besar dg huruf kecil pada sorting mat.
2. stik shaping : menyusun stik warna sesuai pola pada kartu
3. matching card : mencocokkan gambar buah yg sama
4. sorting color and shape : mengelompokkan keping geometri berdasarkan warna dan bentuk
5. counting : menghitung gambar pada kartu kemudian menjawab dg cara dijepit dg jepit kayu
6. caterpillar : menyusun kancing sesuai pola kartu caterpillar.

spesifikasi :
Bahan art carton
3 sorting mat : ABC, shape dan color
6 kartu contoh stik
12 kartu gambar buah
4 kartu berhitung
5 kartu catterpillar
26 keping abjad
16 keping geometri
4 jepit kayu
stik aneka warna
kancing aneka warna
eksklusif bag


Jumat, 04 September 2015

Manfaat memelihara hewan peliharaan bagi anak


Ada banyak manfaat yg bisa kita peroleh dari memelihara hewan peliharaan bersama anak kita, diantaranya:

- Anak belajar tanggung jawab
Libatkan anak dlm proses pemeliharaan. Biarkan ia membantu mengatur makanan, minuman dan jika perlu, kotoran hewan peliharaan sehingga akan menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap sesuatu dengan baik dan benar.

- Anak akan belajar merasakan bagaimana memberikan kasih sayang.

- Memberikan anak aktifitas fisik.

- Membentuk kecerdasan emosional. Anak akan menghabiskan waktu bermain bersama hewan, mengajaknya bicara, dll yang dapat memberinya pelajaran tentang bagaimana bersosialisasi kelak ketika dewasa.

- Membantu anak mengenal kehidupan. Anak akan belajar bahwa ada kelahiran, perkembangan, kematian dll..

Pilih jenis hewan yg aman untuk anak2, dan ajarkan juga utk menjaga kebersihan utk menghindari penyakit. Oya tak kalah penting adalah pastikan hewan yg kita bawa ke rumah adalah hewan yg sehat yaa. Jangan ragu2 utk memeriksakan kesehatannya ke dokter hewan yaa (promosi mode on hihihi ✌✌✌😁😁😁)



Minggu, 01 Maret 2015

Sensory play sederhana

Sensori play adalah ketika seorang anak mengeksplorasi sesuatu menggunakan panca indranya, yaitu berupa sentuhan/raba, penciuman/bau, pengecapan/rasa, penglihatan dan pendengaran melalui bermain.
Banyak sekali bahan-bahan dan peralatan dalam kehidupan kita sehari-hari yang dapat kita gunakan sebagai sensory play untuk anak.

Kali ini saya akan berbagi tentang sensory play sederhana menggunakan bahan-bahan dapur. Ya, bahan-bahan dapur. Sederhana bukan? dari bahan-bahan sederhana ini anak dapat belajar banyak hal. Mulai dari melihat bahan-bahan dapur tersebut, mendengarkan saat kita memberitahu nama-nama bahan tersebut, mereka juga dapat mencium, menyentuh dan mengecap serta membedakan rasa dari masing-masing bahan.

sensory play menggunakan bahan-bahan dapur

Sabtu, 28 Februari 2015

Resep Olahan Roti: Bread Lasagna

Di rumah punya banyak roti dan anda bosan memakannya dengan olesan selai atau taburan meises? Mungkin anda bisa mencoba resep olahan roti berikut. Nyumm...cara berbeda makan roti dengan rasa yang jauh lebih nikmat..

bread lasagna ala Ummu Maryam

Resep Roti Favorit: Homemade Eggless Bread

Saya termasuk penggemar roti. Dan setelah menikah lama kelamaan suami saya yg tadinya bukan penggemar roti lama kelamaan menjadi salah satu penggemar roti juga :). Terutama untuk menu sarapan kami senang makan roti karena tentu saja praktis, tidak butuh waktu lama untuk menyiapkan sarapan (karena roti bisa dibuat sehari sebelumnya) dan cocok untuk kondisi perut saya yg tidak suka diisi penuh dengan nasi di jam sarapan.

roti tanpa telur buatan saya

Selasa, 24 Februari 2015

IBU, MANAGER KELUARGA HANDAL

Tema: IBU, MANAGER KELUARGA HANDAL
Narasumber: Septi Peni Wulandani
(Resume Kulwap IIP 16 Februari 2015)


Motivasi Bekerja Ibu
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.

Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus "SELESAI" dengan management rumah tangga kita, kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehinnga anda yang memilih sebagai ibu rumah tangga, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.

Senin, 23 Februari 2015

Financial Education for Kids

Sumber : Grup Islamic Parenting Comunity
Narasumber : Isti khairani
Waktu Diskusi : Tanggal 23 Februari 2015
Disarikan Oleh : An Nisaa’ Nofita
Judul Diskusi : ‘Financial Education for Kids’

    Anak-anak kita akan tumbuh di dunia yg semakin kompleks, dimana mereka akhirnya akan perlu untuk mengambil alih masa depan finasial mereka sendiri. Oleh karena itu sangat penting sekali kita memberikan pendidikan finansial atau Financial Education pada anak kita sedini mungkin.
    Diskusi grup wa ipc kali ini membahas tentang ‘Financial Education for Kids’,  mari kita simak karena banyak sekali ilmu dan wawasan yg bermanfaat utk kita sebagai orang tua..:)

Sabtu, 21 Februari 2015

Rice Bitterbalen n Spinach Cream Soup

Sudah lama sekali saya ingin berbagi resep-resep masakan yg sudah saya coba ke dalam blog ini. Namun apa daya, belum ada kemampuan saya untuk menuliskannya disini.

Kali ini saya ingin berbagi salah satu resep favorit anak saya Maryam. resep ini modifikasi dari resep kroket nasi yg saya dapat di google ketika anak saya tidak mau makan nasi saat tumbuh gigi ketika usia 1 tahun kemarin. Kemudian, bola nasi ini saya coba kombinasikan dengan spinach cream soup yg saya tambahkan sedikit oat. Niatnya ingin menyajikan makanan untuk anak dengan bentuk berbeda namun tetap dengan gizi yg lengkap.

Renungan Pendidikan

Renungan Pendidikan #30
Oleh Ustd harry santosa

Tahun 1980an, dunia demam "Genius Baby", pasalnya dunia digemparkan dengan sebuah asumsi yang nampak keren dan kompetitif, padahal belum bisa dibenarkan secara ilmiah, yaitu adanya Golden Age, masa masa emas di usia lima tahun pertama kehidupan manusia.

Maka berbondong2lah para orangtua di dunia, termasuk kaum Muslimin mengaminkan dengan menggegas bayinya. Buku buku, mainan mainan bayi yang dianggap menggenjot kecerdasan otak, laku keras di pasaran, seolah tidak mau tertinggal dalam pacuan mencetak bayi jenius.

Alat alat penggegas seperti Flashcard, Puzzle, buku Glen Doman semisal "mengajarkan bayi anda membaca", "mengajarkan bayi anda matematika" laku keras di pasaran, termasuk program dan workshop orangtua untuk melahirkan bayi jenius.

Senin, 16 Februari 2015

Bagaimana Memulai Home Education (Review Hasil Diskusi dalam Grup HE BPA Kalimantan)

Review Hasil Diskusi dalam Grup Home Education Berbasis Potensi dan Ahlak Kalimantan
Hari Jumat Tanggal 6 Februari 2015
Tentang “Bagaimana Memulai Home Education”
Narasumber: Ust. Harry Santosa
Disarikan oleh Annisaa Nofita


Memulai Home Education adalah memulai utk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita utk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita. Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua. Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.

Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu. Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik. Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya. Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya. Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya. Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing..dstnya. Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya. Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.

Apa itu Home Education?

Review Hasil Diskusi dalam Grup Home Education Berbasis Potensi dan Ahlak Kalimantan
Hari Jumat Tanggal 6 Februari 2015
Tentang “Apa Itu Home Education”
Narasumber: Ust. Harry Santosa
Disarikan oleh Annisaa Nofita

Apa itu Home Education?

Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun.

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita  namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.

8 Tips Sukses Mendongeng


Ayah dan Bunda adakah yang merasa kesulitan mendongeng untuk ananda? Nah, diskusi grup WA IPC kali ini membahas tentang cara seru mendongeng, simak yuk :)




Sumber : Grup Islamic Parenting Comunity

Narasumber : Kak Idzma (Idzma Mahayattika)
Waktu Diskusi : Tanggal 13 Februari 2015
Disarikan Oleh : An Nisaa Nofita
Judul Diskusi : ‘Serunya Mendongeng’


Diskusi grup WA IPC kali ini adalah tentang ‘Serunya Mendongeng’ bersama Idzma Mahayattika atau Kak Idzma sebagai narasumbernya. Kak Idzma adalah seorang ayah dari 3 anak dan juga seorang Fasilitator, coach, counselor, trainer dan story teller. Ia membantu anak Indonesia untuk mengatasi masalahnya, mengenal kompetensinya dan menggapai mimpinya. Selain itu, Kak Idzma juga membantu orang tua dan Pendidik untuk mengenal anak-anaknya dengan baik. Kak Idzma juga mendalami ilmu seputar tumbuh kembang anak, pendidikan anak, coaching, storytelling, training, hypnotherapy, graphology, play art therapy, dll. Ia mempunyai mimpi ingin “anak Indonesia tersenyum ceria” sehingga untuk menggapai mimpinya itu, ia dan sahabat-sahabatnya membentuk Kidzsmile Foundation (yayasan Senyum Anak Indonesia).

Jumat, 13 Februari 2015

Tehnik Mendampingi Anak-Anak Usia 0-7 Tahun (Review Diskusi dalam Grup Nasional HE-BPA)

Review Hasil Diskusi dalam Grup Nasional Home Education Berbasis Potensi dan Ahlak


Hari Rabu Tanggal 17 Desember 2014
Tentang “Tehnik Mendampingi Anak-Anak Usia 0-7 Tahun”
Narasumber: Ibu Septi Peni Wulandani
Disarikan oleh Annisaa Nofita



  Usia 0-2 tahun adalah masa anak-anak mengikat bonding fisik dan psikis dengan kedua orangtuanya, terutama ibu yang menyusui. Kita boleh menganggap anak-anak sebagai seorang bayi "hanya" di usia 0-2 tahun, sehingga kita tidak lagi memperlakukan anak-anak di bawah 5 tahun (balita) sebagai bayi, contohnya: semua serba dibantu.
  Usia 0-2 tahun hak anak adalah mendapatkan makanan terbaik untuk fisiknya yaitu ASI, maka penuhilah secara tuntas. Sambil menyusui selalu masukkan harapan anda dari lubuk hati yang terdalam. Ayah pun harus memanfaatkan moment ini dengan ikut berpartisipasi aktif bermain dgn anak-anak usia 0-2 tahun. Berikan sentuhan kasih sayang ke anak, ajaklah mereka bicara menjelang tidur, tanamkan value keluarga anda kepada anak-anak sedini mungkin.
  Apalagi kalau ternyata kita memiliki dua anak yang sama-sama berusia antara 0-2 tahun, maka berbagilah tugas, ibu menyusui sang adik, kemudian memberikannya ke ayah setelah selesai menyusui. Kemudian ibu fokus bermain dengan si sulung agar tidak terjadi kecemburuan.
  Memasuki usia 2-7 tahun (thufulah) saatnya kita menanamkan ketauhidan dengan sangat kuat. Di usia inilah (2-7 th) anak-anak sedang membangun pola, maka jangan sampai salah. Berikan teladan yang benar. Hati-hati jangan sampai anak-anak gagap value di usia ini. Antara apa yg anda katakan dengan apa yg mereka lihat. Apabila anak-anak usia 2-7 tahun melakukan kesalahan, tidak bisa kita biarkan berlarut-larut, harus segera dibetulkan saat itu juga dengan cara yang baik, karena itu masa pembentukan pola. Apabila ayah dan ibu berbeda pendapat, maka tidak boleh terlihat di mata anak. Segera anda selesaikan berdua, empat mata untuk menyamakan value.
  Value keluarga yang kuat dalam keluarga akan mudah dicontoh oleh anak-anak. Value ini ditularkan bukan diajarkan. Sehingga ketika penularan pertama adalah hal baik, maka ketika ia tertular value akhlak di lingkungan luar yang kurang baik, imun tubuh anak akan meningkat, dan ia bisa mengatakan tidak.


    Cara mengembangkan fitrah anak di usia 0-7 tahun:
a. Tema utama adalah Kaya Wawasan, ajak anak untuk melihat seluruh alam dan seisinya.
b. Fitrah keimanan : mulailah mengenal Allah s.w.t dan menikmati segala kebesaranNya.
c. Fitrah Belajar : kuatkanlah bahasa ibu serta mengeksplorasi isi alam ini dengan kegiatan bermain bersama di alam. Bahasa ibu adalah komunikasi yang dipakai sehari- hari di rumah. Bahasa ibu ini tidak sekedar urusan grammar, lebih dari itu, karena bahasa ibu akan membangun imaji positif anak. Kita bisa mengajak anak-anak bersama teman sebayanya melakukan kegiatan bersama di alam, bukan main gadget bersama atau game online bersama. Biarkan mereka banyak bergerak fisik di alam.
d. Fitrah Bakat : tour de talent, ajak anak melihat segala macam bakat yang diberikan Allah ke setiap orang, sehingga fitur unik ini digunakan untuk menjalankan misi hidup. Lalu explore bakat anak. Contoh realnya bisa dengan mengajak anak mengenal berbagai profesi secara nyata untuk melihat keanekaragaman bakat yang ada di muka bumi ini, agar mereka kaya wawasan, sehingga kaya akan mimpinya untuk masa depan.
e. Fitrah Perkembangan : Gunakanlah pola rasul dalam menguatkan fisik anak, mulai pola makan, pola tidur, pola OR dll.

  Terkadang muncul perasaan bahwa menemani anak-anak (usia pra sekolah) full bermain di rumah itu bukan bagian dari 'mendidik', sehingga jadi 'setengah hati' dalam melakukannya. Maka untuk menyiasati hal ini kita harus merubahnya dengan ‘tidak sekedar menemani bermain’, kita dapat mempelajari berbagai referensi tahap perkembangan, kemudian membuat perencanaan, dan memberikan waktu khusus untuk anak yang tidak disambi dengan pekerjaan lain. Fokus seorang Ibu sangat diperlukan disini. Sehingga management waktu ibu pun ditantang disini. Ibu juga harus menjadi sosok kreatif ketika menemani anak bermain sehingga anak tidak bosan. Ibu dapat belajar tentang aneka macam permainan dan mengumpulkan anak-anak lain ke rumah. Jadi menyerahkan anak usia 2 tahun kepada orang/lembaga lain bukanlah suatu penyelesaian.


  Pada usia 0-7 tahun sebaiknya jangan terlalu dini mengenalkannya dengan sekolah. Kita lihat banyak fenomena akhir-akhir ini anak-anak sudah sekolah sejak bayi, sehingga hubungan bonding ibu dan anak menjadi tergerus seiring berjalannya waktu. Dan kita orang tua menjadi gampang "cuci tangan" untuk urusan pendidikan anak. Maka seharusnya yg mengenal sekolah sejak dini adalah orang tuanya, yaitu sekolah orangtua. Maka jika sudah terlanjur memasukkan anak ke TK & PAUD, segera evaluasi dan dipantau apakah iman- akhlak - adab - bicara anak-anak makin meningkat, rasa ingin tahu dan kreativitas nya naik? Akhlak mulianya naik? Kalau ya, lanjutkan, kalau tidak, ambil anak tersebut sebelum terlambat.
  

Konsep pre-aqil baligh usia 0-7 tahun (Review Diskusi dalam Grup Nasional HE-BPA)



Review Hasil Diskusi dalam Grup Nasional Home Education Berbasis Potensi dan Ahlak

Hari Rabu Tanggal 10 Desember 2014
Tentang “Konsep pre-aqil baligh usia 0-7 tahun”
Narasumber: Bpk. Harry Santosa dan Ibu Septi Peni Wulandari
Disarikan oleh Annisaa Nofita  
  

  Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan), menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yang Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak. Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yang berubah dari ciptaan Allah swt
  Topik diskusi pekan ini adalah pendidikan untuk usia 0-7 tahun. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yang khusus.
  Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap bunga2 di taman, yang masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannya pun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tidak boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yang tidak relevan dengan tanamannya. Petani sejati tidak boleh sembarang memakai bahan kimia yang menggegas pertumbuhan tanaman, yang malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt terhadap segala sesuatu yang ada pada tanamannya dan yang ada di sekitarnya
  Dasar panduan kita adalah jelas, bahwa tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya. 
  Fitrah keimanan pada usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yang sempurna (bahasa ibu yang dimaksud adalah bukan hanya pembiasaan, namun sampai pemaknaan logika dan perasaan. Bahasa adalah kemampuan mengekspresikan gagasan dan perasaan dengan tutur yang baik dan pesan yang sampai), banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yang murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa.


  Bagi anak2 imaji2 positif penting, karenanya dilarang melakukan perbuatan keras yang merusak imaji2 ini. Contohnya ketika Rasulullah membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 untuk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik tentang Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara dianggap Tuhan), ttg alam, ttg masyarakatnya.
  Imaji2 positif yang baik akan melahirkan persepsi posiitif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yang baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yang buruk ketika mereka dewasa kelak. Seorang pendidik yang arif mengatakan bahwa kesan baik sehari saja ketika anak2 akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. 
  Salah satu contoh menumbuhkan sikap baik sebagai berikut. Di mata anak usia 0-5 tahun kedua orang tuanya adalah sosok Tuhan. Setiap bayi lahir menangis, karena fitrah keimanannya menyebabkan setiap manusia membutuhkan sosok yang memberinya cinta, kehangatan, kekuatan untuk bersandar, tempat terbaik untuk bernaung dstnya. Jika mereka menjumpai ayah bundanya penuh cinta dan keihklasan, mereka akan mudah mencintai Tuhan dan Rasulnya. Imaji ini dahulu pertama kali. Setelah mereka memiliki imaji dan kesan2 cinta yang tulus dari ayah bunda, lalu ajak mereka ke alam untuk melihat alam ciptaan Allah, kenalkan harmoni di alam, air mengalir, tumbuhan merekah, anak2 ayam lahir, bintang2 di langit, gelombang laut dstnya untuk menumbuhkan kekaguman. Ajak berkebun dan berternak atau jalan ke pantai usia 2 tahun sangat baik. Tahap berikutnya ajak mereka mendengarkan kisah2 inspiratif yang membangkitkan rasa harmoninya dan kekagumannya pada kebenaran, keharmonian, kasih sayang, dstnya. Mereka akan menyadari dan bangkit cintanya pada Allah swt.
  Fitrah belajar, juga demikian. Setiap anak yang lahir adalah pembelajar yang tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yang lahir adalah scientist. Itu karena Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pada setiap anak. Tidak ada bayi yang memutuskan untuk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali. Tugas kita, para orang tua sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yang baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, sabar dan syukur. 
  Bunda Septi memberi tips untuk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity. Penelitian2 modern menjelaskan bahwa anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tidak perlu banyak formalitas yang bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiosity-nya. Ada ahli parenting yang bilang bahwa anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
  Ingatlah bahwa setiap anak memiliki fitrah2 yang baik, tidak perlu dijejalkan apa2, hanya perlu ditemani dan dibangkitkan kesadaran2 fitrahnya itu. Tidak juga perlu stimulus yang belum waktunya, anak2 akan suka sholat, suka Al Quran, suka pada hal2 baik jika itu menjadi keseharian di rumah dengan ketulusan apa adanya, bukan kekakuan formal yang menegangkan. Alamiah.. yuk tetap rileks dan konsisten, ithminan dan istiqomah... cinta dan tulus bukan obsesif.
  Tidak ada orangtua yang sempurna. Namun, sesungguhnya ketika Allah memberikan amanah anak kepada kita, maka ada begitu banyak hikmah2 yang ditanamkan di dada kita, begitu banyak jalan2 kebaikan yang Allah tunjukkan agar kita mampu memanfaatkannya untuk pendidikan diri kita sendiri dan pendidikan anak2 kita. Anak2 kitapun sudah terinstalasi berbagai fitrah kebaikan. Jadi mendidik anak sesungguhnya mudah, bahkan kedekatan ayah bunda semakin baik bila keduanya urun tangang, urun hati, urun fikiran, urun perasaan dalam mendidik anak.
  Untuk mendidik anak2 hanya diperlukan keyakinan seperti di atas, kemudian cinta dan ketulusan mendidik anak2 kita. Itulah mengapa syarat pernikahan adalah aqidah yang baik dari kedua orangtuanya, dan syarat mendidik adalah mensucikan jiwa kita dahulu sbg orangtua.

  
Tips Mendidik dari Ustadzuna Adriano Rusfi:
Parenting seharusnya tidak untuk menakut-nakuti para orangtua tentang sulitnya mendidik anak. Parenting seharusnya untuk meyakinkan para orang tua betapa mudahnya mendidik anak, dan setiap orangtua mampu melakukannya.
Bukankah Allah telah mengilhamkan ke dalam dada para orangtua tentang hikmah-hikmah mendidik anak, bahkan ketika sang anak masih dalam rahim ibunya ? Sungguh, mendidik anak adalah naluri, bukan kecakapan akademis.
Modal utama mendidik anak adalah cinta dan ketulusan, dan itu adalah karunia Allah bagi tiap ayahbunda. Keduanya perlu dibangkitkan, bukan diajarkan. Jadi, mendidik anak itu mudah... Mari kita didik sendiri anak-anak kita...
Dari sisi beban tanggung jawab agamanya, maka perjalanan hidup manusia terbagi dalam tiga periode : masa pra-latih (di bawah 7 tahun), masa pelatihan/tadrib (7 - 12 tahun), dan masa pembebanan/taklif (di atas 12 tahun).
Maka orangtua yang bijak adalah orangtua yang menempatkan sang anak pada tempatnya. Mereka tak akan membebani anak sebelum masanya. Dalam hal ini tak berlaku kaidah lebih cepat lebih baik.
Hendaklah para orangtua takut akan datangnya Hari Pengadilan, di mana seorang anak mengadukan orangtuanya kepada Allah, karena mereka dipaksa latih sebelum waktunya, dan dibebani taklif syar'ie sebelum waktunya.
#SeriParenting
  
  

Tehnik Memulai Home Education (Review Diskusi dalam Grup Nasional HE-BPA)

Review Hasil Diskusi dalam Grup Nasional Home Education Berbasis Potensi dan Ahlak
Hari Rabu Tanggal 3 Desember 2014
Tentang “Tehnik Memulai HE”
Narasumber: Ibu Septi Peni Wulandani dan Bpk. Harry Santosa
Disarikan oleh Annisaa Nofita


Home Education itu dimulai dari satu pemahaman para fasilitator utamanya yaitu kita sebagai orangtuanya. 
Maka mulailah :
Berdiskusi secara rutin antara kita dan pasangan tentang konsep HE. Tentukan jadwal khusus untuk bersungguh-sungguh membahas hal ini. Dibutuhkan komitmen untuk kita dan pasangan kita dalam menjalankan HE. Proses HE di rumah tidak bisa hanya dibebankan kepada ibu atau ayah saja. Maka penting sekali adanya komunikasi antara ayah dan ibu tentang visi, misi, konsep, evaluasi dan pencapaian-pencapaian proses pendidikan yang kita inginkan di rumah. Orang tua sebaiknya memberikan investasi waktunya untuk mendiskusikan tentang pendidikan anak. Laksanakan "family strategic planning" setiap satu tahun sekali. Kemudian di breakdown dengan family meeting setiap sepekan sekali.

b. Seringlah belajar bersama dengan pasangan kita tentang HE, baik dengan silaturahim, ikut seminar, bedah buku dll kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yang bisa segera kita terapkan di keluarga kita.


c. Berpeganglah teguh pada Al Quran dan Hadist sebagai acuan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru membuat bingung.


d. Belajarlah melihat potensi unik anak-anak kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita adalah "limited edition" hanya kita yang paham, jangan pasrahkan ke orang lain. Sebagai orang tua, kita dibekali mata dan hati untuk melihat keunikan anak, maka pergunakan itu, kemudian tambahkan dengan ilmunya. Pertama amati terlebih dahulu apa yang membuat anak bahagia atau enjoy, catat momen-momen tersebut. Kemudian amati apakah ada pengulangan? Kalau ya apakah dia merasa "easy" menjalankannya?. Setelah itu lihat apakah anak mencapai "excellent" dengan jam terbangnya. Ada tahapan untuk melihat sisi unik anak. InsyaAllah akan dibahas kemudian.

e. Mulailah membuat kurikulum untuk anak2 kita dengan sederhana, mulai dari aktivitas mereka 0-2 th, 2-7 th. Tahapan materi yg pertama harus kita kuatkan adalah:
Fitrah keimanan : iman-akhlak-adab-bicara
Fitrah belajar : intellectual curiosity-creative imagination-art of discovery and invention- noble attitude
Fitrah bakat : perhatikan 4E activities anak (enjoy, easy, excellent, earn)
Fitrah perkembangan : ikuti cara rasul mengembangkan fisik anak, pola hidup beliau,kemandirian beliau dll 

f. Perkuat bonding bersama anak2 di usia 0-7 th ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam. Jadi sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke lembaga yang bernama "sekolah".

g. Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dengan berbagai konsep pendidikan. "Sekolah" itu hanya bagian pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.

h. Konsep utama HE adalah Iqra' dan thalabul 'ilmi. Jadi urusannya adalah belajar atau tidak belajar bukan sekolah atau tidak sekolah.
  Bila ditanyakan perbedaan Home Schooling (HS) dan Home Education (HE) maka HS itu bagian dari HE. Jadi yang wajib kita lakukan adalah HE dimulai dari dalam kandungan, masa pre aqil baligh dan aqil baligh. Ketika masuk usia sekolah, anak mau memilih sekolah/ Home schooling/ komunitas sesuai passion anak itu semua pilihan. Kalau anak memilih sekolah, maka tugas kita untuk mencari partner lembaga yang cocok dengan konsep HE kita di rumah. Kalau tidak cocok saatnya kita swicth dengan yang cocok. Jangan dibalik kita yang pasrah pada konsep sekolah dan mengorbankan HE anak. 




How to Start Home Education (Review Diskusi dalam Grup Nasional HE-BPA)

Review Hasil Diskusi dalam Grup Nasional Home Education Berbasis Potensi dan Ahlak

Hari Rabu Tanggal 27 November 2014
Tentang “How to start HE”
Narasumber: Bpk. Harry Santosa dan Ibu Septi Peni Wulandari
Disarikan oleh Annisaa Nofita


Sebelumnya, mari kita awali dengan membaca ‘Renungan Pendidikan #1’ oleh Bpk. Harry Santosa
  Sesungguhnya hanya kedua orangtualah yang paling kenal potensi keunikan anak2nya. Dari sanalah karakter2 baik dikembangkan dan disempurnakan dengan akhlak mulia. Kedua orangtuanya lah makhluk yang paling mencintai dengan tulus anak2nya. Orangtua sejati adalah mereka yang menginginkan kebahagiaan anak2nya lebih dari apapun di muka bumi. 
  Dunia persekolahan adalah dunia yang tidak pernah mengandung anak2 kita, tidak pernah melahirkan anak2 kita bahkan tidak pernah diberi amanah oleh Allah swt sesaatpun juga, karena itu persekolahan bukanlah dunia yang sungguh2 mampu mengenal dan mencintai anak2 kita dengan tulus dan ikhlas.
  Bukankah anak kita adalah alasan terbesar dan terpenting mengapa kita ada di muka bumi ini? Merekalah sebagai amanah mendidik generasi peradaban bagi dunia yang lebih damai dan sebagai amanah yang akan membanggakan Ummat Muhammad di yaumilqiyamah kelak.